Rabu 03 Sep 2014 11:25 WIB

Impor 250 Ribu Ton, Jeruk 'Asing' Dinilai Tak Ancam Lokal

Rep: C88/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pedagang menata buah lokal di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (29/8).(Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Pedagang menata buah lokal di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (29/8).(Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pemerintah berharap petani tak perlu khawatir serbuan jeruk impor yang masuk ke Indonesia. Meski jeruk adalah buah yang paling banyak diimpor ke Indonesia namun jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan produksi dalam negeri.

Hal tersebut dikatakan Direktur Tanaman Hortikultura Hasanuddin Ibrahim, Selasa (2/9). Lagipula, tutur dia,impor buah dari tahun ke tahun semakin menurun. Ia mengungkapkan, impor jeruk menurun lima persen dalam setahun terakhir karena produksi dalam negeri mencukupi.

Menurut Hasanuddin, Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi jeruk. Namun, potensi tersebut belum tergarap secara optimal. "Oleh karena itu kita mengundang para investor untuk menanam jeruk di Indonesia," kata Hasanuddin pada Selasa (2/9) di Jakarta.

Ia menerangkan hampir semua varietas jeruk dapat tumbuh di Indonesia. Ia mencontohkan jeruk siam madu dari Karo sebagai varietas yang rajin berbuah. Jika produksi jeruk dalam negeri besar, lanjutnya, maka jeruk impor tidak akan dapat masuk ke Indonesia. Sehingga, impor jeruk sangat mungkin untuk ditekan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jeruk Indonesia pada 2010 sebesar 2.028.904 ton dan menurun 1.818.949 ton pada 2011. Sementara di 2012 produksi jeruk sebanyak 1.611.784 ton. Sedangkan angka sementara pada 2013 produksi jeruk mencapai 1.411.229 ton.

Hasanuddin menambahkan sepanjang 2013-2014 Indonesia mengimpor jeruk sebanyak 250 ribu ton. "Indonesia juga mengekspor jeruk tapi jumlahnya sedikit hanya sekitar 2 ribu ton dan  mayoritas diekspor ke Hongkong," terang Hasanuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement