Selasa 02 Sep 2014 11:42 WIB

YLKI Nilai Pelayanan PLN Belum Memuaskan

Rep: c88/ Red: Erdy Nasrul
Petugas mengecek trafo mobile di Gardu Induk PLN Karet Baru, Jakarta, Senin (25/8). (Republika/Prayogi).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengecek trafo mobile di Gardu Induk PLN Karet Baru, Jakarta, Senin (25/8). (Republika/Prayogi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pelayanan PLN secara umum masih belum memuaskan.

Masih maraknya pemadaman bergilir di beberapa daerah, terutama di luar Jawa, menjadi indikator belum baiknya pasokan listrik ke masyarakat.

Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan naiknya tarif dasar listrik (TDL) membawa dampak buruk secara psikologis terhadap kinerja PLN.

"Pasokan listrik belum merata sedangkan tarif naik mengakibatkan citra yang kurang baik," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (2/9).

Ia mencontohkan, di Pekanbaru cadangan listrik hanya sebesar sepuluh persen. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan pembangkit listrik maka harus dilakukan pemadaman bergilir.

Di samping itu, elektrifikasi Indonesia masih menjadi yang terendah di ASEAN. Hingga saat ini baru 80 persen masyarakat Indonesia yang menikmati aliran listrik.

Artinya, masih ada 20 persen atau sekitar 40 juta masyarakat Indonesia yang belum menikmati pelayanan PLN.

Dengan demikian, masyarakat yang belum memperoleh listrik dirugikan dalam dua hal. Pertama tidak mendapat pasokan listrik. Dan kedua tidak memperoleh subsidi dari pemerintah.

"Di sisi lain para pelanggan 450VA dan 900VA bisa mengakses listrik dan mendapat subsidi, ini yang tidak adil," imbuhnya.

Menurut Tulus, kenaikan TDL jangan dihubungkan dengan pelayanan PLN. Karena, kedua hal tersebut menjadi tidak sinkron. "Pemerintah menaikkan listrik untuk memangkas subsidi," jelasnya

Tulus berpendapat dari sisi hilir kinerja PLN sudah cukup baik. Namun, problem yang dihadapi PLN sebenarnya ada pada sisi hulu yaitu kemampuan dalam menyediakan kebutuhan listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement