Senin 25 Aug 2014 11:47 WIB

Penyaluran Kredit Lebih Agresif Pertengahan 2015

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat menilai perlambatan pertumbuhan masih terjadi di awal tahun 2015. Pemerintah baru akan mengejar pertumbuhan ekonomi pada pertengahan tahun.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengatakan perbankan belum akan merubah strategi penyaluran kredit pada semester awal. Pihak perbankan akan melihat dahulu bagaimana pemerintah merealisasikan aneka program yang diusung Jokowi - JK.

Sejauh ini kabinet Jokowi menawarkan ekspansi dan pro pertumbuhan. Hal ini juga akan mendorong meningkatnya nilai impor akibat barang modal yang tidak tersedia di dalam negeri. "Misalnya proyek infrastruktur, kalau publik ingin bendungan, peralatannya tidak bisa dibuat sendiri. Mesin turbin  harus diimpor. Itu akan membuat tekanan impor," kata Lana kepada ROL, Senin (25/8).

Dengan kondisi demikian, maka penyaluran kredit perbankan akan longgar pada semester awal. Kondisi perbankan selama perlambatan pertumbuhan ekonomi dijalankan relatif sehat.

Namun Lana mengingtkan pemerintah perlu cermat mengatur sumber pembiayaan untuk program yang akan direalisasikan. APBNP 2015 yang digodok nanti harus mampu mengakomodir kebutuhan kabinet Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement