REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri mengatakan perlambatan ekonomi masih akan dilakukan. Hal ini penting agar defisit neraca berjalan masih di di bawah tiga persen.
Tanpa perlambatan ekonomi, defisit neraca berjalan bisa sangat membengkak dan membebani pemerintahan selanjutnya. Untuk itu pemerintah mendatang disarankan mempertimbangkan opsi penurunan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau sibsidi BBM diturunkan, ekspor migasnya turun, current accoutnya turun," kata Chatib, Ahad (17/8).
Jika dibandingkan dengan negara G20 lainnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen masih lebih tinggi di antara negara lain, seperti Singapura dan Brasil. Selain itu, Indonesia juga masih menjadi negara yang menarik untuk berinvestasi.