REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berencana membangun pembangkit listrik ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari proses mesin produksi di PT Semen Gresik atau Pabrik Tuban, Jawa Timur, mulai tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan pembangunan instalasi pembangkit listrik bernama "Waste Heat Recovery Power Generation" (WHRPG) itu menghabiskan investasi sekitar Rp560 miliar.
"Kami bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang JFE Engineering untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas tersebut, sehingga sekitar 35 persen biaya pembangunan dibantu perusahaan tersebut," katanya, Ahad (13/7).
Ia menjelaskan penandatanganan nota kesepahaman untuk pembangunan pembangkit listrik tersebut rencananya dilakukan di Jakarta pada Selasa (15/7).
Menurut Agung Wiharto, instalasi WHRPG tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan energi listrik sekitar 30,6 megawatt yang akan digunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik Pabrik Tuban.
"Jika pembangkit itu sudah beroperasi dan dimanfaatkan secara maksimal, ada potensi penghematan biaya operasional produksi sekitar Rp120 miliar hingga Rp150 miliar per tahun untuk listrik," ujarnya.
Sebanyak empat unit pabrik milik PT Semen Indonesia di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, membutuhkan pasokan listrik sekitar 130 MW untuk operasional dan setiap tahun mengeluarkan biaya hingga hampir Rp1 triliun.
Keempat pabrik tersebut menghasilkan energi panas sekitar 1.500 derajat celcius yang nantinya diolah menggunakan teknologi WHRPG menjadi energi listrik.
Agung menambahkan teknologi WHRPG sebelumnya sudah digunakan di PT Semen Padang (anak usaha PT Semen Indonesia) sejak 2012, namun energi listrik yang dihasilkan lebih kecil yakni 8 MW.
"Kami berharap teknologi serupa nantinya juga bisa diterapkan di pabrik semen kami yang ada di Sulawesi Selatan (PT Semen Tonasa)," tambahnya.