REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mengajak berbagai pihak untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih ketat untuk mengembalikan kestabilan tingkat perekonomian guna menghadapi beragam dampak kerentanan yang dapat muncul akibat krisis.
"Bank Dunia mengajak untuk kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ketat serta memperkuat pengawasan terhadap sistem perbankan," kata Ekonom Senior Bank Dunia Taehyun Lee dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (3/7).
Menurut dia, sejumlah indikasi terbaru merefleksikan kebutuhan penyesuaian yang tidak terhindarkan dari sisi perekonomian untuk mengembalikan keseimbangan ekonomi negara-negara baik secara domestik maupun secara internal. Ia berpendapat, stimulus ekonomi yang memiliki tingkat ketergantungan terhadap pelonggaran kebijakan moneter (quantitative easing) dan pengeluaran anggaran yang besar tidak akan terlalu efektif.
Selain itu, beragam hal tersebut juga dinilai akan menambah tekanan kepada inflasi dan keseimbangan nilai tukar mata uang. "Tugas kunci kebijakan ekonomi saat ini adalah melindungi perekonomian dari mencapai situasi yang lebih rapuh," katanya.