Kamis 08 May 2014 15:34 WIB

Barclays PHK 14 Ribu Karyawan Tahun Ini

Rep: Elba Damhuri/ Red: Fernan Rahadi
Logo Barclays Plc, bank terbesar kedua di Inggris
Foto: businessdayonline.com
Logo Barclays Plc, bank terbesar kedua di Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Raksasa bank Inggris, Barclays, akan memangkas 14 ribu karyawannya pada 2014 ini. Kinerja investasi yang buruk menjadi alasan kuat pemecatan itu.

Kepala Eksekutif Barclays Antony Jenkins mengatakan separoh karyawan yang dipecat itu bekerja di Inggris, lainnya di luar negeri. Angka 14 ribu ini jauh lebih tinggi dari perkiraan semula Barclays yakni antara 10 ribu hingga 12 ribu karyawan.

"Investasi kami kena hantam perlambatan ekonomi," kata Jenkins seperti dikutip BBC, Kamis (8/5). Akibatnya, permintaan utang dari perusahaan dan pemerintah pun berkurang.

Pada 2016, jumlah yang di-PHK bisa lebih besar, mencapai 19 ribu orang. Sebanyak 10 ribu di antaranya, kata Jenkins, adalah karyawan yang bekerja di Inggris.

Barclays berencana akan menjual aset operasional bisis noninti sebesar 115 miliar poundsterling. Ini termasuk aset investasi sebesar 90 miliar poundsterling dan aset operasional perbankan ritelnya di Eropa senilai 16 miliar poundsterling.

Jenkins mengatakan bank ritel Barclays di Spanyol, Portugal, Italia, dan Prancis akan diubah menjadi operasi noninti. Barclays nantinya fokus retail di Inggris Raya.

"Ini menjadi sebuah langkah penyederhaan yang berani oleh Barclays," kata Jenkins. "Kami akan fokus menjadi bank internasional, beroperasi hanya di wilayah yang memiliki keuntungan kompetitif, kapabilitas, dan skala besar."

Untuk bank investasinya, Barclays akan memangkas 2.000 karyawan tahun ini, dengan 5.000 posisi lainnya pada 2016. Bank investasi Barclays memperkerjakan sekitar 26 ribu orang.

Pada kuartal pertama tahun ini, bisnis bank investasi Barclays terhempas dengan pendapatan turun hingga 28 persen. Pendapatan dari perdagangan mata uang, obligasi, dan komoditas juga turun sebesar 41 persen menjadi 1,23 miliar poundsterling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement