REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan realisasi proyek infrastruktur dan sektor riil yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga triwulan I-2014 mencapai Rp 838,8 triliun.
"Realisasi tersebut berasal dari groundbreaking pembangunan infrastruktur sebesar Rp 397,73 triliun dan sektor riil Rp 441,2 triliun," kata Hatta seusai rapat koordinasi membahas realisasi MP3EI di Jakarta, Kamis (8/5).
Hatta menjelaskan dari total groundbreaking infrastruktur tersebut sebanyak Rp 131,67 triliun berasal dari APBN, Rp 153,23 triliun dari BUMN, Rp 53,89 triliun dari swasta dan Rp 89,17 triliun dari campuran BUMN serta swasta. Total realisasi tersebut terbagi atas wilayah Sumatra Rp 55,6 triliun, Jawa Rp 217,7 triliun, Kalimantan Rp 57,2 triliun, Sulawesi Rp 22,4 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 17,5 triliun serta Papua dan Maluku Rp 27,15 triliun.
Dari 204 proyek infrastruktur tersebut, sebanyak 47 proyek berada di Kalimantan, 40 proyek di Sumatra, 33 proyek di Papua dan Maluku, 32 proyek di Jawa, 28 proyek di Bali dan Nusa Tenggara serta 24 proyek di Sulawesi.
"Porsi Jawa mulai menyusut, sekarang selebihnya sudah terdorong luar Jawa. Setelah selesainya rel double track (jalur ganda) dan jalan tol, maka dipastikan investasi infrastruktur akan terdorong di luar Jawa, dan porsinya akan sangat besar," ujar Hatta.
Sementara, dari realisasi sektor riil sebanyak Rp 563 miliar berasal dari APBN; Rp 67,62 triliun berasal dari BUMN; Rp 294,1 triliun dari swasta; dan sisanya sebesar Rp 78,97 triliun berasal investasi campuran BUMN serta swasta.
Total realisasi tersebut terbagi atas wilayah Sumatra Rp 77,52 triliun, Jawa Rp 78,63 triliun, Kalimantan Rp 120,13 triliun, Sulawesi Rp 47,37 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 36,3 triliun serta Papua dan Maluku Rp 81,2 triliun.
Sedangkan dari 174 proyek sektor riil, sebanyak 67 proyek berada di Jawa, 47 proyek di Kalimantan, 26 proyek di Sulawesi, 24 proyek di Sumatra, lima proyek di Bali dan Nusa Tenggara serta lima proyek di Papua dan Maluku. "Dari sebaran proyek terlihat porsi Jawa untuk sektor riil kecil sekali hanya Rp 78 triliun terhadap Rp 441 triliun. Ini menunjukkan bahwa sebaran industri yang kita dorong ke arah luar Jawa tercapai," tutur Hatta.