REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan operasi sebesar 807,3 juta dolar AS sepanjang kuartal I 2014. Angkanya relatif stabil dibandingkan periode yang sama pada 2013, sebesar 807,2 juta dolar AS.
Sepanjang kuartal I itu, Garuda berhasil mengangkut sebanyak 6,4 juta penumpang. Tumbuh 15,6 persen dibandingkan kuartal I 2013.
Jumlah angkutan kargo yang telah diangkut maskapai pelat merah itu sebanyak 94,608 ton, tumbuh 16,8 persen. Frekuensi penerbangan domestik dan internasional Garuda juga meningkat 21,3 persen, dari 44.224 penerbangan menjadi 53.627.
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan Rabu (30/4) disebutkan, trafik penumpang Garuda di dalam negeri mencapai 3,95 juta penumpang atau tumbuh 14,5 persen. Peningkatan trafik penumpang itu lebih baik dibanding maskapai lain yang rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 4,8 persen.
Sementara trafik penumpang Garuda pada rute internasional mencapai 906 ribu penumpang. Relatif stabil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 922 ribu penumpang. Pangsa pasar Garuda di pasar domestik sebesar 28,1 persen dan internasional 21 persen.
Income for current period Garuda tercatat sebesar negatif 163,9 juta dolar AS, turun dari 33,7 juta dolar AS. Kinerja keuangan Garuda pada kuartal pertama masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan masih tingginya harga bahan bakar.
Sedangkan faktor peningkatan kompetisi di pasar internasional dan investasi Garuda terkait program pengembangan armada serta proses pengembangan Citilink sebagai low cost carrier yang beroperasi secara mandiri.
Trafik penumpang Citilink, anak usaha Garuda Indonesia di segmen low cost carrier, pada kuartal pertama 2014 meningkat 32,3 persen menjadi 1,57 juta penumpang. Seat load factor (SLF) turun dari 74,5 persen menjadi 68,4 persen.