Selasa 01 Apr 2014 19:00 WIB

Pemeliharaan Mesin Produksi PT Semen Baturaja Terganggu

Rep: Maspril Aries/ Red: Julkifli Marbun
Pabrik Semen Baturaja
Foto: Antara
Pabrik Semen Baturaja

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejak akhir pekan lalu banyak konsumen di Palembang mengeluh kesulitan memperoleh semen tiga gajah produksi PT Semen Baturaja (SMBR) Tbk.

Beberapa pemilik toko bahan bangun mengaku pasokannya semen tiga gajah berkurang. Seorang mandor Risman bangunan mengaku sudah dua hari lalu memesan semen Baturaja ke toko langganannya di Jl Jaksa Agung R Soeprapto, dari 10 zak yang dipesan hanya lima zak yang dikirim.

“Katanya pasokan semen ke tokonya berkurang jadi dibagi ke beberapa pemesan,” ujarnya.

Zulfikri Subli Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk, Selasa (1/4) menjelaskan, “Produksi baru akan normal kembali setelah 10 April. Sekarang ini tengah ada pemeliharaan rutin pada pabrik di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sedang dilakukan perbaikan rutin pada mesin klinker, akibatnya produksi di pabrik Palembang, Baturaja dan Panjang terganggu. Khusus untuk pabrik di Panjang, Bandarlampung sekarang tengah menanti kedatangan klinker impor.”

Menurut Zulfikri Subli, perbaikan mesin merupakan agenda rutin perseroan BUMN semen tersebut dan perbaikan tersebut tidak akan mengganggu persedian semen di tingkat pengecer secara signifikan.

“Perbaikan mesin klin termasuk salah satu sarana produksi yang vital bagi perseroan. Mesin ini akan memproduksi klinker sebagai bahan baku utama semen,”ujarnya.

Sementara itu Direktur Utama PT Semen Baturaja Pamudji Raharjo menjelaskan, “Setelah bekerja satu tahun pada 2013  selalu ada pekerjaan pemeliharaan rutin yg sudah direncanakan setiap tahun, di antaranya pemeliharaan mesin yang memproduksi klinker.

Sementara untuk penjualan PT Semen Baturaja pada kwartal pertama 2014 sebesar 304.000 ton atau tumbuh 24 persen dibandingkan kwartal pertama 2013.”

Sebelum melakukan pemeliharaan rutin, PT SMBR Tbk telah melaksanakan RUPS tahunan untuk tahun buku 2013 dan memutuskan membagikan dividen sebesar Rp78,04 miliar atau sebesar 25 persen dari pencapaian laba bersih tahun buku 2013 sebesar Rp312,18 miliar.

RUPS yang berlangsung 24 Maret 2014 memutuskan dari total dividen tersebut, perseroan membagikan dividen kepada pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas sebesar Rp59,5 miliar atau sekitar 76,24 persen dan sisanya untuk pemegang saham publik sekitar Rp18,5 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement