Kamis 20 Mar 2014 12:10 WIB

ADB: Pasar Modal Asia Mampu Bertahan di Tengah Gejolak

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Papan layar menunjukan harga saham di Bursa Efek Indonesia
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Papan layar menunjukan harga saham di Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan, pasar modal di Asia mampu bertahan di tengah gejolak krisis tahun lalu. Pasar obligasi domestik masih mampu bertahan menghadapi volatilitas pasar.

Regional Director of ADB South Pacific Adrian Ruthenberg mengatakan, sejak pasar modal asia diluncurkan, pertumbuhannya sangat signifikan. Pada 2002, obligasi yang diluncurkan tercatat sebesar 1,5 triliun dolar AS, sedangkan pada akhir 2014 sebesar 7,4 triliun dolar AS.

Indonesia merupakan pasar yang tumbuh paling cepat. "Tahun lalu Indonesia tumbuh 20 persen," ujar Ruthenberg dalam Peluncuran Laporan Asia Bond Monitor yang bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (20/3).

Kendati demikian, obligasi yang dikeluarkan Indonesia masih kecil dibandingkan negara-negara peers. Ia mengatakan, hal tersebut disebabkan belum berkembangnya repurchase agreement atau repo.

"Kami sangat mengapresiasi peluncuran Master Repurchase Agrement (MRA) yang dilakukan BI beberapa waktu lalu. Itu akan mendorong transaksi repo," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement