REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang mempersiapkan paket kebijakan ekonomi ketiga yang memfokuskan pada penyeimbangan neraca pembayaran dan perbaikan neraca transaksi berjalan.
"Paket kebijakan ekonomi ketiga ini akan diarahkan untuk memperbesar dan menahan aliran modal tetap berada di pasar domestik," terang Staf khusus presiden bidang ekonomi dan pembangunan, Firmanzah, seperti dilansir setkab.go.id, Selasa (18/3),
Menurutnya, sepanjang triwulan akhir 2013 hingga awal 2014, beberapa kekuatan ekonomi Asia mengalami pelemahan. Seperti Jepang, India dan Tiongkok. Namun, ekonomi Indonesia justru cenderung bergerak positif.
Ia menjelaskan, perekonomian Indonesia bertahan karena fundamental yang semakin menguat. Ini berkat paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah pada Agustus dan Desember 2013.
Pada 2013, katanya, ekonomi nasional tertekan oleh melebarnya defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan dan ancaman risiko inflasi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi secara bertahap. Masing-masing paket pertama pada Agustus 2013 dan paket kedua pada Desember 2013.
"Paket kebijakan ekonomi ini diarahkan untuk memperkokoh fundamental ekonomi dan upaya mitigas risiko ketidakpastian global yang semakin kompleks," terang Firmanzah.
Paket pertama dilakukan melalui upaya perbaikan neraca transaksi berjalan, penguatan nilai tukar, menjaga pertumbuhan ekonomi, penguatan daya beli masyarakat dan tingkat inflasi, serta menstimuli investasi.
Sementara paket kedua ditempuh dengan mengedepankan perbaikan neraca perdagangan melalui pengurangan impor barang konsumsi dan mendorong nilai ekspor melalui peraturan kemudahan impor tujuan ekspor.
Paket ini diharapkan dapat memperbaiki neraca perdagangan sekaligus mempersempit defisit neraca transaksi berjalan. "Hasil kedua paket ekonomi itu terbukti efektif. Inflasi sepanjang 2013 dapat dikendalikan dan ditekan ke level 8,3 persen, nilai tukar rupiah terus menguat, dan iklim investasi terus membaik," ungkap Firmanzah.
Diakui Firmanzah, beberapa target dari paket kebijakan masih menyisakan sejumlah tantangan. Misalnya perbaikan neraca transaksi berjalan yang belum optimal dari kedua paket tersebut.
Ia mengatakan, paket kebijakan ekonomi ketiga akan mengatur lebih lanjut terkait repatriasi keuntungan investor asing. Sehingga dapat diinvestasikan kembali di Indonesia.
"Relaksasi investasi ini diharapkan dapat memperkecil defisit neraca transaksi berjalan sekaligus menstimuli investasi lainnya yang distribusinya akan diarahkan pada pembangunan sektor riil," papar Firmanzah.
Sementara terkait revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), menurut Firmanzah, akan dilakukan dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional. Serta terus mendorong pengusaha lokal untuk lebih berperan dalam sistem perekonomian nasional.
"Paket kebijakan ekonomi ini tentunya sangat diharapkan dapat semakin memperkokoh struktur fundamental ekonomi nasional yang kini terus menguat seiring bekerjanya paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan di tahun 2013," ujar Firmanzah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika