REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih bingung menentukan akan berinvestasi ke mana di tahun ini? Survei investasi internasional memprediksi investasi paling besar akan dilakukan dalam bentuk saham.
Direktur Utama Schroders Indonesia, Michael Tjoajadi mengemukakan bahwa investor Indonesia akan menginvestasikan dananya lebih banyak ke dalam saham pada tahun 2014.
"Menurut survei yang dilakukan Schroders Global Investment Trends Report 2014, sebesar 46 persen investor akan meningkatkan investasi yang berasal dari sisa pendapatan yang telah dikurangi pengeluaran rutin," ujar Michael Tjoajadi di Jakarta, Kamis (6/3).
Menurut dia, laporan itu menunjukkan tanda-tanda kepercayaan investor yang meninggi, di mana keyakinan kembali meningkat ke pasar saham yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan performa pasar yang baik di negara-negara berkembang.
Ia mengemukakan bahwa pada tahun 2013, ekonomi di Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan sekitar tiga persen pada kuartal empat meski sempat adanya kekhawatiran "shut-down" pemerintahan AS di bulan Oktober 2013.
Di Eropa, lanjut dia, Jerman dan Inggris juga telah menunjukkan kinerja yang baik. Sama halnya dengan Jepang yang memberikan hasil positif yang sesuai dengan kebijakan Abenomics dan memberikan harapan baru bagi investor di seluruh dunia.
Kendati demikian, Michael Tjoajadi mengatakan tren terkait investasi saham tetap memiliki beberapa tantangan di tahun 2014.
Meski berita positif berdatangan dari berbagai negara, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara global masih rendah.
"Negara-negara Eropa masih lemah, dan di negara berkembang masih dibayangi penarikan stimulus keuangan Bank Sentral AS atau the Fed yang memberatkan pasar modal," ujar dia.
Ia mengatakan bahwa investor perlu fokus dalam mencari saran-saran dari penasihat finansial profesional, untuk menginvestasikan dananya di sarana investasi yang tepat dan mendapat keuntungan dari pertumbuhan maupun peluang lainnya.
Apalagi, lanjut dia, masyarakat Indonesia akan menyambut pemilihan legislatif dan presiden tahun ini. Agenda itu merupakan salah satu katalis bagi ekonomi ke depannya.
"Keyakinan investor tahun ini cenderung meningkat dan berpotensi untuk semakin kuat, namun itu tergantung dengan kandidat presiden siapa yang terpilih," ujar Michael Tjoajadi.