REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan masih menunggu izin resmi dari Kementerian Perhubungan untuk rute penerbangan baru PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).
"Sampai saat ini, izin dari Kemenhub untuk rute penerbangan internasional itu belum juga turun karena memang masih harus dilakukan kajian-kajian terlebih dahulu," ujar Dahlan usai meresmikan Rumah Aspirasi dan Pemenangan Dahlan Iskan di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, sejumlah administrasi perizinan dibutuhkan untuk melakukan penerbangan internasional, terlebih setelah PT MNA ini mengubah pola bisnisnya dengan menjadikan mitra KSO atau kerja sama operasi sebagai bagian dari rencana penyehatan.
Beberapa perizinan yang dibutuhkan oleh perusahaan penerbangan milik pemerintah ini diantaranya izin terbang dari Kemenhub serta izin lainnya dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama termasuk Kementerian Keuangan.
Sebelumnya, Dahlan Iskan menyatakan, PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang sering merugi itu akhirnya mengubah pola bisnisnya dengan menjadikan mitra KSO atau kerja sama operasi sebagai bagian dari rencana penyehatan.
"Karena sudah sering merugi, akhirnya pola bisnis Merpati Airlines itu dirubah menjadi KSO untuk penerbangan umroh," kata dia.
Ia mengatakan, keseringannya PT Merpati Nusantara Airlines merugi, akhirnya dicarikan solusi untuk menghasilkan keuangan supaya negara tidak terus menerus terbebani dengan kerugian itu.
Dengan adanya data tentang besarnya jumlah warga yang tersebar diseluruh Indonesia itu yang melaksanakan ibadah umroh dalam setiap tahunnya menjadi sebuah alasan untuk dirubahnya pola bisnis itu.
"Jumlah jamaah yang melaksanakan umroh setiap tahunnya itu sangat tinggi dan setiap tahun juga jumlahnya semakin meningkat. Kenapa ini tidak kita jadikan peluang, makanya Merpati akan melayani penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi," katanya.
Dahlan Iskan yang juga Calon Presiden peserta Konvensi Partai Demokrat itu mengaku, pembukaan rute ke Jeddah tersebut sejalan dengan potensi Merpati yang pernah melayani penerbangna internasional.
"Jadi ini (rute luar negeri) bukan karena gaya-gayaan, tetapi karena ada historinya bahwa kita pernah melayani internasional, apalagi penumpangnya sangat potensiall," tegasnya.
Saat ini Merpati dalam keadaan terpuruk karena dililit utang hingga Rp7,3 triliun yang mengakibatkan perseroan terpaksa menutup sebagian besar rute penerbangan.
Untuk itu, manajemen atas seizin pemegang saham dalam rencana bisnis mengundang mitra KSO yakni PT Amagedon untuk menjadi investor perusahaan tersebut.
Amagedon sendiri merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen membangkitkan Merpati dari keterpurukan dengan membuka rute penerbangan Jakarta-Jeddah.