REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di bidang semen di Tanah Air.
Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto menjelaskan, pasar yang dikuasai perusahaan pelat merah itu sekitar 45 persen dari kapasitas produksi dalam negeri yang sepanjang 2013 mencapai 65-68 juta ton.
"Tahun lalu produksi kita 30 juta ton. Tapi dengan adanya dua pabrik baru, kami optimis bisa mencapai produksi 40 juta ton pada 2017," ujar Dwi dalam Indonesia Investor Forum 3 di Jakarta International Convention Center, Selasa (21/1).
Dua pabrik yang dimaksud adalah pabrik Semen Gresik di Tuban dan pabrik Semen Tonasa di Pangkep dengan kapasitas produksi masing-masing 2,5 juta ton.
Tingginya kapasitas produksi dibanding permintaan dalam negeri membuat Dwi optimistis suplai semen dalam negeri akan aman.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas produksi saat ini 65-68 juta ton dengan permintaan 60 juta ton. Pada 2017, kapasitas produksi diperkirakan mencapai 90-95 juta don dengan perkiraan permintaan 75 juta ton.
"Ada kelebihan 15 juta ton sehingga suplai aman. Semen Indonesia mengambil peran untuk menjaga pasokan," kata Dwi.
Dwi menambahkan, pertumbuhan kebutuhan semen pada tahun ini diperkirakan 6-7 persen atau lebih tinggi dibanding 2013 yang tercatat 5,5 persen. Kunci utama pertumbuhan tersebut adalah tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan infrastruktur seperti perumahan, jalan dan lain-lain.