Selasa 12 Nov 2013 18:32 WIB

Ini Tanggapan Wamenkeu Soal Kenaikan BI Rate

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Selasa (12/11), memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7,50 persen.

Dalam rilis pers yang dikutip dari Departemen Komunikasi BI, kebijakan itu diambil dengan mempertimbangkan masih besarnya defisit transaksi berjalan di tengah risiko ketidakpastian perekonomian global.

Menanggapi langkah BI, Wakil Menteri Keuangan II Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, "BI kan harus melihat kestabilan ekonomi terkini.  Nah, tentunya BI punya concern mengenai pelemahan rupiah akhir-akhir ini.  Selain itu, tren penguatan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan belum seperti yang diperkirakan," kata Bambang, Selasa (12/11).

BI rate, sejak 9 Maret 2012 sampai 14 Mei 2013 berada di posisi 5,75 persen.  Pascapergantian tampuk pimpinan BI dari Darmin Nasution kepada Agus Martowardojo, BI rate mulai dinaikkan menjadi 6,00 persen berdasarkan hasil RDG Juni 2013.

 

 Setelah itu, secara berturut-turut, BI rate naik menjadi 6,50 persen (Agustus 2013) dan 7,25 persen (September 2013).  Setelah sempat bertahan di posisi 7,25 persen pada Oktober 2013, BI rate kembali dinaikkan menjadi 7,50 persen pada November 2013.  

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, kestabilan makroekonomi pada dasarnya didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter.  

"Sekarang BI melakukan porsinya, nanti kita juga melakukan porsi kita," kata Bambang.Terkait pengaruh kenaikan BI rate terhadap pertumbuhan ekonomi, Bambang menyebut tidak ada solusi instan untuk mendorong pertumbuhan dalam waktu pendek.  

Kecuali pada triwulan IV, belanja modal pemerintah bisa ditingkatkan, daya beli masyarakat dijaga, inflasi ditahan di level rendah dan memastikan investasi yang masuk tetap berjalan."Dengan tiga itu, kita harapkan bisa membantu menetralisir kenaikan BI rate," kata Bambang.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement