REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan migas asal Prancis Total E&P Indonesie bersiap-siap melakukan eksplorasi Blok Mentawai, Bengkulu, tahun depan. Kini, perusahaan penghasil gas terbesar di Indonesia itu, menurut Kepala Departemen Hubungan Media Total Kristanto Hartadi, sedang menghitung nilai investasinya yang diperkirakan besar.
''Eksplorasi di laut dalam lebih mahal daripada di darat,'' kata dia kepada ROL, Senin (7/10).
Saat ini, kata Kristanto, pihaknya masih melakukan survei dan mencari rig. Pada 2013, sambungnya, Total E&P Indonesie melakukan eksplorasi di sumur Anggrek Hitam 1X di Southwest Bird di Papua dan sumur Tongkol di sebelah Tenggara Mahakam.
Kristanto mengungkapkan, pengeboran di sumur Anggrek Hitam 1X tidak beruntung. ''Dry hole,'' tegas dia.
Di sumur Tongkol, ujar dia, belum bisa diinformasikan produksi dan keekonomiannya. Pasalnya, masih dipelajari. Hingga kini, kata Kristanto, pihaknya masih menunggu keputusan perpanjangan kontrak di Blok Mahakam.
Total E&P Indonesie, lanjut dia, akan tetap mempertahankan produksi sampai 2015. Total E&P Indonesie memproduksi 1.747 juta kaki kubik dan 65.960 barel kondensat dan minyak per hari.