Jumat 06 Sep 2013 15:01 WIB

Kadin: Dorong Ekspor Waralaba Lokal

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Restoran waralaba lokal.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Restoran waralaba lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai waralaba belum menjadi prioritas pemerintah. Padahal waralaba lokal berpotensi besar untuk bersaing dengan waralaba asing. Misalnya saja yang berhubungan dengan bidang kecantikan seperti bisnis kuliner, keshatan, salon dan spa. "Kita harus mendorong waralaba lokal untuk masuk keluar negeri," ujar Ketua Komite Tetap Waralaba Lisensi Kemitraan Kadin, Amir Karamoy, Jumat (6/9).

Selama ini perkembangan waralaba kerap terbentur banyak hal, yang seharusnya bisa dimediasi pemerintah. Contohnya, yaitu ketetapan mengenai penyertaan modal sebesar Rp 4 miliar apabila ingin bekerja sama dengan perusahaan besar. Hal ini dinilai memberatkan usaha kecil dan mikro. Apabila tidak diantisipasi, golongan pengusaha kecil dan mikro akan tergilas dari skema waralaba ini.

Selain itu hambatan lain juga datang dari pemilik waralaba sendiri. Ia mengingatkan bahwa investor akan lebih tertarik menggarap waralaba yang sudah diaudit akuntan publik. Kenyataannya, kebanyakan waralaba yang berupa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) belum pernah diaudit dengan serius. Jadi tidak mengherankan kalau pada akhirnya investor lebih tertarik menggarap waralaba asing.

Saat ini waralaba lokal punya kesempatan berkembang lebih besar lagi. Pasalnya, kebanyakan waralaba asing terkena dampak nyata terkait melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Apalagi kebanyakan produk waralaba asing menggunakan bahan baku impor.  "Waralaba yang menggunakan kandungan lokal jauh lebih besar tidak terkena dampak. Tetapi jika barangnya kebanyakan impor, pasti akan kena dampak," kata Amir.

Kini para investor juga terus memantau pergerakan rupiah. Apabila kurs rupiah terhadap dolar AS menembus posisi Rp 12 ribu, maka para investor akan menunggu atau menahan investasinya di Indonesia.

Pemerintah diminta untuk membenahi data terkait waralaba lokal. Hal ini perlu agar waralaba lokal mampu bersaing dengan gempuran waralaba asing. Data terakhir mengenai waralaba terbit tahun 1990. Hingga saat ini tercatat 38 persen waralaba berasal dari Amerika Serikat, 25 persen waralaba dari Singapura, dan sisanya dari negara lain seperti Korea dan Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement