REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jamsostek akan menambah investasinya di sektor properti. Perseroan berencana membangun gedung perkantoran, residensi, dan komersial.
Direktur Investasi Jamsostek Jefri Haryadi mengungkapkan perseroan masih memiliki sebuah lahan seluas 5.900 meter persegi yang dapat dimanfaatkan untuk menambah investasi. Lahan yang berlokasi di Kuningan tersebut rencananya akan dibangun pusat perkantoran.
"Kami sedang melakukan kajian pembangunan properti di Kuningan," kata Jefri kepada wartawan, Senin (22/7) malam. Diperkirakan proyek ini bernilai Rp 300 miliar.
Perseroan telah menunjuk mitra untuk pembangunan gedung tersebut, yaitu PT Adhi Karya Tbk. Sayangnya kedua perusahaan milik pemerintah ini tidak menemukan win win solution terkait kemitraan dan kepemilikan saham properti. Kini Jamsostek telah menunjuk PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk sebagai mitra.
Izin kepada pemegang saham belum disampaikan secara resmi oleh Jamsostek. Namun secara lisan perseroan pelat merah ini telah mengungkapkan keinginannya untuk menambah investasi di sektor properti. "Diharapkan pembangunan gedung bisa dimulai di semester kedua tahun ini," kata Jefri.
Gedung perkantoran ini diharapkan dapat menambah porsi investasi Jamsostek di sektor properti. Hingga Juni 2013 Jamsostek telah mengantongi dana investasi untuk properti senilai Rp 357,19 miliar. Nilai ini baru 47,8 persen yang terserap dari dana yang disiapkan di rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP).
Meskipun demikian, hasil investasi properti Jamsostek hingga akhir semester pertama 2013 sudah mencapai 63,9 persen dari RKAP. Per Juni hasil investasi properti mencapai Rp 55,76 miliar dari target Rp 87,17 miliar. Porsinya pun dibandingkan total hasil investasi pun masih sangat kecil, yaitu kurang dari satu persen. Total realisasi hasil investasi Jamsostek hingga Juni mencapai Rp 9,026 triliun.
Jefri mengungkapkan properti merupakan satu dari sekian pilihan investasi perseroan. Dalam RKAP perseroan menyiapkan dana lebih banyak ke investasi obligasi, yaitu Rp 62,69 triliun atau 42 persen dari total dana investasi. Hingga Juni realisasi investasi obligasi sudah lebih dari 100 persen, yaitu Rp 63,3 triliun. Sementara hasil investasi obligasi juga cukup menjanjikan, yaitu Rp 2,9 triliun hingga akhir semester pertama 2013.
Selain obligasi, perseroan juga melakukan investasi di saham senilai Rp 29,456 triliun dan deposito sebesar Rp 38,05 triliun. Sisanya diinvestasikan ke reksadana dan penyertaan. Di semester kedua Jamsostek akan melihat sektor mana yang memberikan imbal hasil yang menarik. "Kalau saham turun, maka dananya dialihkan ke sektor lain yang memberikan hasil tinggi," kata Jefri.