Jumat 19 Jul 2013 12:48 WIB

Jual Daging Impor, Bulog Diibaratkan Sebagai Fathanah Ketiga

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Daging Sapi Impor
Foto: Republika-Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menugaskan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan harga daging di pasaran. Sebagai stabilisator, Bulog berhak untuk mendapatkan jatah impor daging tanpa harus melalui mekanisme seperti importir lainnya. Bulog diperkenankan mengimpor 3.000 ton daging untuk menambal kebutuhan nasional.

Chairman Indo Primo Quality Meats, Indra Hasan mengatakan Bulog mendapatkan keutungan cukup besar dari peluang ini. Keuntungan yang diperoleh Bulog sekitar Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram (kg) dari penjualan daging. "Rp 9 ribu kali dikali 3.000 ton, itu berapa miliar? Ini belum pakai kerja, yang kerja ya industri," ujarnya kepada ROL, Jumat (18/7).

Ia pun mencontohkan beberapa disparitas harga daging di Australia dan harga daging yang ditetapkan Bulog. Untuk daging bagian shank (bagian depan atas kaki sapi), di negeri kangguru harganya 5,2 dolar AS. Jika dikirimkan menggunakan pesawat, ada penambahan biaya sekitar 10 persen termasuk bea masuk. Harga  daging shank pun menjadi sekitar Rp 57 ribu per kilogram (kg).

Lalu untuk pedagang, Bulog menjual daging shank seharga Rp 67 ribu per kg. Kemudian, di tingkat konsumen, harganya menjadi Rp  75 ribu per kg. Bagian daging ini biasa digunakan sebagai bahan dasar sop, soto maupun bakso urat.  "Kalau ke pedagang aja, dia udah dapat Rp 10 ribu per kg. Ini gak kerja. Ini modalnya mulut dan dengkul nih," ujar pemilik peternakan sapi terpadu di Australia ini.

Contoh lainnya, adalah untuk bagian daging blade (punuk sapi) yang harganya 5,3 dolar AS.  Setelah ditambah 10 persen, harganya menjadi 5,8 dolar AS. Di tingkat pedagang, Bulog menjual dengan harga Rp 67 ribu per kg. Sedangkan di tingkat konsumen, harga menjadi Rp 75 ribu per kg. Bagian inilah yang digunakan untuk empal, semur, sop, kari, rendang maupun abon. 

Selanjutnya ada bagian daging chuck (paha depan) yang harganya sekitar 5,4 dolar AS.  Di tingkat pedagang, harga jual menjadi sekitar Rp 72 ribu per kg. Lalu di tingkat konsumen menjadi sekitar Rp 80 ribu per kg. Indra memperkirakan rata-rata Bulog mengambil untung diatas Rp 10 ribu per kg. Bagian ini sering digunakan untuk membuat bakso.  "Dia (Bulog) Fathanah ketiga. Ini faktual. Jadi kalau saya proses ke hukum bisa," ujarnya.

Bulog menurutnya telah berulah dengan memainkan harga di pasaran. Caranya dengan menjual kepentingan rakyat untuk kepentingan kelompok dan diri sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement