Rabu 10 Jul 2013 04:05 WIB

Di Indonesia, Pertumbuhan Shadow Banking Lebih Pesat dari Bank

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Mansyur Faqih
Suku bunga kredit/ilustras
Foto: ist
Suku bunga kredit/ilustras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat menilai shadow banking berkembang di Indonesia. Bahkan lebih pesat ketimbang pertumbuhan bank. Shadow banking merupakan lembaga bukan bank yang menyalurkan kredit dan intermediasi dana.

"Di Indonesia berkembang melalui pasar modal, seperti perusahaan sekuritas dan reksa dana," ujar pengamat ekonomi UGM Sri Adiningsih, Selasa (9/7). 

Shadow banking di daerah-daerah pun berkembang pesat melalui produk unit-link dalam asuransi. Alasan perkembangannya antara lain, bank memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyalurkan kredit. Selain itu, syarat yang diterapkan juga ketat.

"Penyaluran kredit bank belum merata di seluruh Indonesia. Selain itu syaratnya pun ketat sehingga menggunakan non-bank lebih mudah," ujar Sri.

Ia menilai, perkembangan dari shadow banking ini perlu diatur dan diawasi dengan baik. Bila tidak, akan membahayakan dan dapat membuat jatuhnya pasar keuangan. "Harapannya OJK dapat mengawasi dengan baik," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement