REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Ahmad Johansyah menilai kebijakan penaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum tentu berdampak negatif terhadap pertumbuhan kredit perbankan.
"Kenaikan harga BBM belum tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit bank, bergantung pada ke mana realokasi subsidi harga BBM itu," kata Difi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/6).
Dia mencontohkan, apabila pengurangan subsidi harga BBM diberikan untuk sektor pembangunan infrastruktur, maka pertumbuhan kredit di sektor tersebut juga bisa berjalan. "Sekarang ini kan sudah disetujui harga BBM naik, tinggal nanti realokasi subsidi BBM itu ke mana," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan pertumbuhan industri perbankan secara keseluruhan juga belum dapat dipastikan dengan adanya situasi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini. Menurut dia bank masih akan melakukan perhitungan terlebih dulu atas biaya yang kemungkinan bertambah.
"Semua juga akan clear apabila rupiah stabil. Karena dana-dana di portofolio ini kan tidak suka ketidakpastian. Nah saat ini mereka kembali dulu ke dolar," kata dia.