Rabu 12 Jun 2013 17:23 WIB

Pelemahan Rupiah Telah Diprediksi

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Mata uang Rupiah
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Mata uang Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada kuartal II 2013 telah diprediksi sebelumnya. Investor asing dinilai membawa keuntungannya dalam bentuk dolar ke luar negeri.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, kondisi tersebut tak lepas dari permintaan terhadap dolar AS yang relatif banyak.

Bambang menjelaskan, pada kuartal II 2013, banyak perusahaan yang melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS).  Pemilik-pemilik saham yang umumnya dari pihak asing tentu memperoleh deviden berupa rupiah.

 "Nggak mungkin kan dalam rupiah dibawa keluar.  Mereka dapatnya rupiah ditukar ke dolar," ujar Bambang, Rabu (12/6).Dengan demikian, kata Bambang, kebutuhan terhadap dolar As semakin banyak.

 Hal ini merupakan konsekuensi Indonesia yang memiliki kebijakan Foreign Direct Investor.  "Jadi itu sudah diperkirakan tekanan terhadap dolar akan meningkat di kuartal kedua ini. "Di kuartal ketiga harusnya kalau lihat seasonnya menurun," kata Bambang.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (12/6), nilai tukar rupiah berada di titik Rp 9.856 per dolar AS atau melemah 35 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp 9.821 per dolar AS.  Akhir pekan lalu, tepatnya Jumat (7/6), rupiah berada di titik Rp 9.790 per dolar AS.

Kemudian dari sisi sentimen regional, Bambang mengatakan investor masih mencoba mengambil posisi ketika Amerikan Serikat ingin menghentikan quantitative easing.  Investor jelas harus mengambil dua hingga tiga langkah ke depan.  

"Jadi mereka ambil posisi di dolar jadi pasti butuh dolar."Investasi investor asing dalam bentuk bond maupun ekuitas pun ditarik.  "Kombinasi kedua ini yang kelihatannya membuat kondisi kita menjadi berat.  Jadi kita sikapi selain kita punya ketidakpastian kebijakan ekonomi terkait fiskal. Jadi satu-satu kita atasi," kata Bambang.  

Salah satu yang telah diatasi adalah menekan defisit anggaran dalam postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 dari 2,48 persen menjadi 2,38 persen.

 Kemudian dari sisi seasonal seiring berjalannya waktu, Bambang mengharapkan seluruh deviden telah direpatriasi.  "Dan ketiga mudah-mudahan sentimen regional ini,"jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement