Rabu 09 Oct 2024 20:38 WIB

Ekonomi Domestik Dianggap Tetap Terjaga, Rupiah Menguat

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada perdagangan Rabu (9/10/2024).

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga antre menukar uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia (BI).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga antre menukar uang rupiah di layanan kas keliling Bank Indonesia (BI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan pada perdagangan Rabu (9/10/2024). Pengamat menilai penguatan rupiah terjadi seiring dengan rilis survei keyakinan konsumen September 2024 yang mengindikasikan ekonomi domestik tetap terjaga.

Dikutip dari Bloomberg, rupiah ditutup menguat 25,50 poin atau 0,16 persen menuju level Rp 15.629,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (9/10/2024).

Baca Juga

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi penguatan rupiah. Dari eksternal, Ibrahim menuturkan bahwa saat ini investor sedang berhenti sejenak untuk menilai prospek suku bunga untuk Amerika Serikat.

“Kalender data AS yang sedikit minggu ini memberikan jeda setelah laporan pekerjaan yang kuat Jumat lalu menyebabkan dolar menguat dan membuat pasar meredam skala penurunan suku bunga yang diharapkan,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).

Ia mengatakan, investor akan mendapatkan risalah rapat Federal Reserve untuk September 2024, yang akan menunjukkan diskusi tentang pasar tenaga kerja yang dinilai memburuk. Meski begitu, data penggajian nonpertanian AS yang kuat telah membuat pasar menilai kembali ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Berdasarkan CME FedWatch, pasar memperkirakan sekitar 85 persen terjadi penurunan suku bunga 25 basis poin (bps), serta kemungkinan kecil The Fed akan mempertahankan suku bunga.

Sementara itu, sentimen dalam negeri yang berdampak pada penguatan Mata Uang Garuda diantaranya adalah mengenai survei keyakinan konsumen Indonesia yang dinilai terjaga, menurut data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI). Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2024 yang berada pada level optimis, yakni sebesar 123,5.

“Berdasarkan Survei Konsumen BI yang dipublikasikan, Selasa (8/10/2024) menyebut tetap kuatnya keyakinan konsumen pada September 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis,” ujarnya.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2024 tercatat masing-masing sebesar 113,9 dan 133,1. Pada September 2024, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan IKK tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp 3,1–Rp 4 juta.

Selain itu, konsumsi masyarakat mengalami peningkatan pada September 2024. Namun, pada periode yang sama tingkat tabungan masyarakat mengalami penurunan.

“Artinya, masyarakat masih cenderung makan tabungan (mantab) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.

Ibrahim memprediksi pada perdagangan Kamis (10/10/2024), rupiah cenderung mengalami pelemahan, bahkan diperkirakan menyentuh level Rp 15.700 per dolar AS.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610—Rp 15.730 per dolar AS,” tutupnya.

Sebelumnya diketahui, BI melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada September 2024 berada pada level 123,5. Itu mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga karena berada pada level optimis lebih dari level 100.

Tapi meskipun begitu, angka tersebut sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 124,4. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement