REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (29/5) menembus Rp 9.810 per dolar AS. Tren ini meningkat dibandingkan penutupan akhir pekan lalu senilai Rp 9.772 per dolar AS dan penutupan awal pekan ini sebesar Rp 9.792 per dolar AS.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menilai dolar AS memang sedang menguat karena perbaikan data perekonomian di Amerika Serikat. "Salah satunya angka pengangguran turun menjadi 7,5 persen," ujar Tony kepada ROL, Rabu (29/5).
Di sisi lain, Zona Euro menurunkan suku bunga ke titik 0,5 persen sehingga euro pun melemah dan sebaliknya dolar AS menguat. Sedangkan dari sisi dalam negeri tingkat inflasi relatif tinggi yaitu 5,73 persen sedangkan suku bunga acuan (BI rate) masih tetap di titik 5,75 persen. "Akibatnya orang 'menubruk' dolar AS," kata Tony.
BI, ujar Tony, perlu melakukan intervensi dengan melepas cadangan devisa dan menaikkan BI rate ke titik 6,00 persen. Terkait potensi nilai tukar rupiah tergelincir ke Rp 10 ribu per dolar AS, Tony menyebut perekonomian Indonesia tidak jelek-jelek amat. "Mestinya tidak sampai terjerumus ke Rp 10 ribu," ujar Tony.