REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis (23/5) pagi masih bergerak stabil di posisi Rp 9.762 per dolar AS seiring dengan penjagaan Bank Indonesia (BI) di pasar uang. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar dua poin menjadi Rp 9.762 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.760 per dolar AS.
"Rupiah masih relatif terjaga di tengah tekanan pelemahan mata uang Asia terutama yen," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis (23/5).
Ia menambahkan usulan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sudah diakomodir dalam RAPBN 2013 yang sedang dibahas oleh pemerintah dan DPR. Diperkirakan pembahasannya selesai dalam satu bulan ke depan. "Kenaikan harga BBM subsidi diharapkan juga bisa memperbaiki neraca pembayaran dan membawa penguatan nilai tukar rupiah menuju kisaran antara Rp 9.500-Rp 9.700 per dolar AS," katanya.
Ia mengemukakan tingkat inflasi diperkirakan mencapai 7,2-7,7 persen dengan rencana kenaikan harga BBM subsidi. Proyeksi kenaikan inflasi itu kemungkinan tidak akan direspon dengan kenaikan BI rate yang berlebihan. "Kemungkinan BI rate akan naik 50 bps menjadi 6,25 persen merespon naiknya inflasi," katanya.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan nilai tukar domestik kembali melemah terimbas pelemahan mata uang yen dan euro. Namun, tekanan rupiah masih relatif terjaga.
"Pasar uang domestik masih menanti hasil kebijakan pemerintah terhadap kenaikan BBM subsidi," katanya.