REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan mempersiapkan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) anak perusahaannya, Bank Syariah Mandiri (BSM). IPO BSM dilakukan paling lambat 2014.
Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi, mengatakan pemegang saham BSM, yaitu Bank Mandiri telah menyatakan keinginannya untuk meng-IPO-kan BSM. "Paling telat 2014, itu agak ideal, tapi belum ditentukan apakah itu dilakukan di kuartal I, II, III, atau IV," kata Yuslam, saat jumpa pers di Kantor BSM.
Saat ini komunikasi antara BSM dengan perusahaan Mandiri Sekuritas terus intens dilakukan. "Ada juga perusahaan sekuritas lain yang ingin berpartisipasi," ujarnya.
Niat IPO BSM cukup kuat. Bahkan jika memungkinkan, BSM menginginkan pada akhir 2013 IPO sudah dapat dilaksanakan. "Tapi tidak mau muluk-muluk, yang jelas pembicaraan itu ada di dalam diskusi kami," ucap Yuslam.
Hingga kini besaran pasti IPO belum bisa dikemukan. Namun Yuslam mengilustrasikan jika dihitung terhadap perusahaan yang seukuran dengan BSM dalam melepas 20 persen saham, maka besarannya Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun.
Jika nanti IPO dilakukan, maka BSM harus dapat melakukan transparansi publik dan menata pemerintahan yang baik sehingga menjadi lebih disiplin. BSM pun cukup percaya diri dalam melakukan hal tersebut. Pasalnya BSM terus menjaga kinerja perusahaan melalui implementasi Good Corporate Governance (GCG).
Kinerja BSM tersebut memperoleh pengakuan dari lembaga-lembaga yang kredibel. Sepanjang 2012, BSM memperoleh 30 penghargaan. Pada awal 2013, BSM memperoleh penghargaan Bank Syariah Terbaik dari Euromoney dan Karim Business Consulting.