Jumat 12 Apr 2013 07:34 WIB

Penjualan Mobil Cina Meroket

Salah satu mobil Cina (ilustrasi).
Foto: IST
Salah satu mobil Cina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Penjualan mobil Cina naik lebih dari sepuluh persen pada Maret 2013 dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini mencapai rekor tertinggi bulanan 2,04 juta kendaraan.

Asosiasi Cina Automobile Manufacturers (CAAM) mengatakan pada kuartal pertama, penjualan mobil mencapai 5,42 juta unit kendaraan di pasar mobil terbesar dunia itu, naik 13,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Produksi mobil dan penjualan memasuki musim puncak tradisional Maret. Penjualan kendaraan penumpang menunjukkan pertumbuhan yang relatif cepat, yang merupakan pendorong pertumbuhan secara keseluruhan dalam penjualan mobil dari Januari sampai Maret," sebut CAAM seperti dilaporkan AFP, Jumat (12/4).

CAAM mengatakan, penjualan mobil penumpang melonjak 17,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 4,42 juta unit pada kuartal pertama. Pada Maret saja, penjualan naik 13,3 persen tahun-ke-tahun menjadi 1,59 juta unit.

Tahun lalu, penjualan mobil di China secara keseluruhan hanya naik 4,3 persen di banding tahun sebelumnya menjadi 19,31 juta unit, terhalang oleh batasan jumlah yang dikenakan beberapa kota untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan pengurangan polusi.

Dikatakan CAAM, penjualan mobil penumpang merek Jepang turun 16 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal pertama, akibat dampak tersisa dari sengketa wilayah antara Beijing dan Tokyo yang memicu protes anti-Jepang.

"Tapi penjualan produsen asing lain semua naik, dengan Jerman, Korea Selatan dan Prancis masing-masing melonjak lebih dari 30 persen dalam tiga bulan pertama dalam 2013," kata CAAM.

Penjualan mobil penumpang merek China naik 18,3 persen tahun ke tahun menjadi 1,91 juta unit untuk periode tiga bulan. Perusahaan konsultan manajemen global McKinsey tahun lalu memprediksi pasar mobil penumpang China akan tumbuh rata-rata delapan persen per tahun hingga 2020, ketika itu penjualan akan mencapai 22 juta.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement