Sabtu 30 Mar 2013 13:00 WIB

Investor Masa Depan Euro Ramai-ramai Tarik Investasi

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
Mata uang Euro (Ilustrasi)
Foto: AP
Mata uang Euro (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasar dunia telah memberikan reaksi tenang terhadap penyelamatan ekonomi negara kecil di Zona Eropa, Siprus. Namun tidak dipungkiri Siprus telah membuat ketakutan sejumlah investor tentang kejatuhan ekonomi.

Investor-investor ini telah menjual aset mereka di Eropa, yang menandakan kekhawatiran mereka atas perpecahan euro. Euro blue chip, ekuitas perbankan, obligasi regional dan nilai tukar euro telah menurun tajam sepanjang pekan ini. Namun indeks Wall Street masih menunjukkan penutupan di rekor tertinggi.

Data reksa dana yang dirilis dana trackter EPFR menunjukkan ekuitas, obligasi dan reksa dana di pasar uang Eropa telah mengalami pencairan besar-besaran. Mereka memindahkannya ke dana ekuitas di Jepang dan Amerika Serikat.

Investor global khawatir preseden yang mengatur penyelamatan berantakan atas ekonomi Siprus akan membebani pendanaan bank, menyakiti bisnis dan merapuhkan ekonomi daerah. Hal ini justru akan menunda seluruh pemulihan ekonomi.

Investor menilai preseden yang ditetapkan untuk menyelesaikan masalah bank justru akan mendorong biaya dana pemberi pinjaman. Jika bank harus membayar lebih untuk meminjam dana, mereka akan enggan untuk memberikan pinjaman kepada bisnis yang saat itu sudah dalam kondisi resesi dan kredit yang sulit.

Hal ini akan merugikan pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan atas kemampuan diri untuk melepaskan diri dari lingkaran utang. Co-head Investec Asset Management John Stopford mengungkapkan kepercayaan investor dipertaruhkan dengan adanya masalah Siprus.

"Mereka akan pergi mencari investasi di tempat lain bila Siprus dan Bank Sentral Eropa tidak berhati-hati memutuskan penyelamatan perbankan," kata dia seperti dilansir Reuters, Sabtu (30/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement