REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume penjualan batu bara perusahaan tambang PT Adaro Energy Tbk mengalami peningkatan sebesar 12 persen. Per akhir 2012 perseroan mencatat volume penjualan sebesar 13,95 juta ton.
Sekretaris Perusahaan Devindra Ratzarwin mengungkapkan volume produksi perusahaan mencapai selama kuartal keempat 2012 mencapai 13,31 juta ton. Nilai ini naik tujuh persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011. "Tahun ini Adaro mencatat produksi terbaik kedua sepanjang sejarah," ujarnya, Rabu (6/2).
Pasar batu bara pulih menjelang akhir tahun 2012 setelah perusahaan tambang mengalami masa sulit terutama di kuartal kedua 2012. Persiapan menghadapi musim hujan yang telah dilakukan perusahaan di kuartal ketiga membuahkan hasil yang bagus di akhir kuartal keempat.Selama tiga bulan terakhir volume penjualan meningkat 12 persen. Peningkatan ini dipicu oleh tingginya permintaan E4000 (Wara) sebesar 119 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun batu bara berkalori rendah masih menghadapi persaingan pasar yang ketat, Adaro berhasil meningkatkan volume penjualan E4000 sebesr 42 persen menjadi 7,76 juta ton. Penjualan dilakukan kepada konsumen di India, Cina, Thailand, Hong Kong, Korea, dan Indonesia.
Devindra menambahkan, hal sebaliknya terjadi pada volume penjualan E5000. Pasalnya konsumen tidak menggunakan opsi membeli tambahan batu bara dengan harga kontrak yang sebagian besar ditetapkan pada semester kedua 2012. Sedangkan produk baru Adaro, yakni E4500, total penjualanya mencapai 1,95 juta ton. "Produk ini dijual ke Korea dan Indonesia," kata dia.
Perusahaan menilai 2013 menjadi tahun konsolidasi untuk memfokuskan perbaikan bisnis dan penghematan biaya. Langkah ini dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat margin, perusahaan berencana mengurangi nisbah kupas rata-rata 6,40 kali menjadi 5,75 kali.
Perseroan juga menjaga nisbah kupas aktual agar sesuai dengan nisbah kupas yang direncanakan. Perseroan juga akan memperbaiki rencana pengembangan di sepanjang rantai pasokan batu bara untuk mengoptimalkan jarak pengangkutan, nisbah kupas, dan konsumsi bahan bakar dalam rangka meningkatkan produktivitas.
Dalam tahun ini Adaro juga akan mulai mengoperasikan secara komersial proyek infrastruktur dan pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 2x30 megawatt (MW). Pengoperasiannya direncanakan awal 2013.