REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi bakal ada penurunan ekspor gas alam cair (liquified natural gas/LNG) di 2013 ini. Penurunan produksi LNG menjadi penyebab.
"Total LNG diperkirakan hanya mencapai 297 kargo," kata Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini kepada Republika, Kamis (24/1). Produksi gas di LNG Arun Aceh misalnya hanya akan sebanyak 21 kargo sedangkan LNG Bontang Kalimantan Timur 169 kargo.
Produksi LNG di Blok Tangguh Papua juga diprediksi hanya akan sebanyak 107 kargo. Kerusakan di kilang LNG tersebut pertengahan tahun lalu, diprediksi masih berdampak hingga tahun ini.
Komentar serupa juga diakui Kepala Monetisasi Minyak dan Gas SKK Migas Popi Ahmad Nafis. Menurutnya di 2012 lalu, realisasi produksi sempat mencapai 317 kargo LNG.
Namun ia menjamin tak ada penurunan penerimaan negara karena hal ini. Pasalnya terminal apung LNG di Indonesia masih minim. "Hanya ada satu FSRU yang bisa menerima LNG. Itu juga belum maksimal penyerapannya walaupun alokasinya lebih dari itu," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di November 2012 saja, ekspor migas naik 2,23 persen dari 2,6 juta dolar AS (Rp 25 triliun) menjadi 2,7 juta dolar AS (Rp 26 triliun). Namun volume minyak mentah dan hasil minyak turun 4,48 persen dan 26,38 persen.
Hanya ekspor gas yang masih terus konsisten. Bahkan ekspor gas naik 14,48 persen dibanding bulan Oktober 2012 lalu.