REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan akan mencairkan bantuan 3,2 miliar euro (4,3 miliar dolar AS) kepada Yunani yang telah dibekukan selama berbulan-bulan. Pencairan dilakukan di tengah kekhawatiran tentang kemampuan negara itu mengatasi krisis utang.
Dewan eksekutif IMF menyetujui pencairan dana tersebut setelah menyelesaikan dua kajian kinerja ekonomi Yunani di bawah program pinjaman IMF.
''Pencairan yang merupakan bagian dari penyelamatan internasional ini juga didukung oleh Uni Eropa,'' kata IMF.
Dalam menyelesaikan kajian kinerja ekonomi pertama dan kedua, dewan juga mengecualikan beberapa kriteria kinerja dan merubah kriteria lainnya. Lembaga berbasis di Washington itu mengatakannya dalam sebuah pernyataan.
Pembayaran bantuan ini merupakan bagian dari pinjaman 28 miliar euro berjangka waktu empat tahun yang diberikan IMF kepada Yunani pada 15 Maret tahun lalu untuk mendukung penyesuaian program ekonomi pemerintah Yunani.
Pinjaman itu adalah sebuah Extended Fund Facility (EFF/fasilitas dana yang diperluas) yang memberikan sebuah negara akses luar biasa terhadap sumber daya IMF, melebihi apa yang biasanya dapat meminjam.
Pengaturan EFF merupakan bagian dari paket gabungan pembiayaan negara anggota kawasan euro sebesar 172 miliar euro selama empat tahun.
Di bawah FFF, IMF pada tahap awal merilis 1,6 miliar euro namun pembayaran selanjutnya dibekukan karena pertimbangan kegagalan Athena untuk memenuhi kriteria program pinjaman ini dan kekhawatiran bahwa beban utang itu tidak berkelanjutan.
Setelah negosiasi yang intens dengan otoritas Eropa, IMF pada akhir November mengabaikan targetnya pada 2020 untuk mengurangi beban utang Yunani menjadi 120 persen dari produk domestik bruto (PDB). IMF menerima kompromi rasio utang terhadap PDB 124 persen.
Utang Yunani saat ini berada pada sekitar 170 persen dari PDB.