Selasa 11 Dec 2012 23:16 WIB

Inflasi Meningkat, Nilai Tukar Mata Uang Suriah Turun

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH -- Sejak konflik berdarah dimulai antara oposisi dengan pemerintah Presiden Suriah Bassar al-Assad pada Maret 2011 lalu, inflasi telah meningkat menjadi 40 persen, dan nilai tukar resmi pound Suriah terhadap dolar telah menurun 51 persen, 

Inflasi dan nilai tukar itu diungkap Institute for International Finance (IIF). IIF Senin (10/12) memperkirakan, dampak gabungan dari perang saudara dan sanksi internasional akan menyusutkan seperlima perekonomian Suriah di tahun ini. 

Institute for International Finance mengatakan, cadangan Suriah juga dapat habis pada akhir 2013 mendatang. Bankir di Damaskus mengatakan, selama perang, pemerintah Assad telah menghabiskan miliaran dolar dari cadangan mata uang upah, dan subsidi bahan bakar.

Langkah-langkah internasional untuk menekan Assad untuk mundur juga mempengaruhi perekonomian. "Sanksi oleh Liga Arab yang diperkenalkan pada akhir 2011 dan September 2011 Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa  berarti kesulitan ekonomi yang lebih lanjut," kata wakil direktur Afrika dan Timur Tengah IFF Garbis Iradian. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement