Rabu 05 Dec 2012 22:24 WIB

2013 Bisnis Holtikutura Makin Ketat

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Fitria Andayani
Petani sayur memanen sawi di perkebunan khusus untuk komoditi ekspor di Makasar
Foto: ANTARA
Petani sayur memanen sawi di perkebunan khusus untuk komoditi ekspor di Makasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi bisnis holtikultura dalam negeri pada tahun depan akan semakin ketat. Gempuran produk holtikultura dari luar negeri menjadi ancaman yang tak kunjung usai bagi para petani lokal.

Pengamat agribisnis, Bungaran Saragih mengatakan, tahun depan menjadi tahun penuh harapan sekaligus penuh kecemasan. "Bisnis ini akan mengalami tantangan besar. Produk luar negeri akan semakin banyak. Pebisnis pun akan diuji kemampuannya dalam memenuhi permintaan domestik yang meningkat," ujarnya dalam Seminar Nasional "Agribusiness Outlook 2013", Rabu (05/12).

Selain ditantang memenuhi permintaan dalam negeri, produsen holtikultura juga diharapkan dapat memenuhi minat pasar luar negeri. Produk holtikultura yang cukup diminati adalah kangkung, cabe rawit, kacang panjang, tomat, dan timun. Sebanyak tiga ribu ton kangkung segar dikirim setiap tahunnya untuk memenuhi permintaan dari Cina, Filipina, dan Thailand. 

Sementara itu ratusan kilo cabe rawit dipesan oleh pedagang dari Hongkong dan Vietnam. Hongkong juga menaruh minat pada kacang tanah dan tomat. Sedangkan India menyenangi timun hijau. Selain produk sayur mayur, permintaan terhadap bunga hasil budidaya petani Indonesia juga sangat diminati.

Indonesia menghasilkan bibit-bibit bunga terbaik. Benih produksi dalam negri masih menjadi favorit konsumen karena lebih tahan terhadap penyakit. Namun Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia, Glenn Pardede menyatakan, para petani tahun depan hanya akan fokus dalam melayani permintaan dalam negeri. Kebutuhan pasar lokal juga masih besar mencapai 12-13 ribu ton per tahun. "Hanya 5% benih yang kita ekspor," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement