REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Standart Chartered, Eric Sugandi, mengungkapkan infrastruktur Indonesia masih berada di posisi terendah dibandingkan negara-negara Asia lain seperti Malaysia dan India. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemerataan infrastruktur di negeri ini.
Berdasarkan penelitian dari Standard Chartered pembangunan infrastruktur di Indonesia hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatra. Sisanya, pembangunan infrastruktur tidak memiliki kualitas yang baik sehingga Indonesia kalah bersaing dengan dengan negara-negara Asia.
"Daerah lain memiliki banyak bandara tapi bukan tipe bandara skala internasional," ujar Eric.
Berdasarkan Global Competitiveness Report oleh World Economic Forum, Indonesia berada di posisi kedua terendah dari 10 negara Asia terpilih dengan rangking ke-92. Tahun lalu Indonesia berada di posisi ke-82, empat angka di atas India. Sedangkan tahun ini India berada lima di atas Indonesia.
Nilai terendah diperoleh di sektor jalur kereta. Jalur kereta hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan sebagian Sumatra. Sedangkan sektor terendah kedua adalah jalan.
Akibat kesenjangan infrastruktur ini ada daerah-daerah yang memiliki potensi besar tidak tergarap dengan baik. Misalnya saja Papua Barat dan Sulawesi Barat yang memiliki potensi pertumbuhan yang besar namun tidak tergarap sehingga kontribusinya terhadap PDB nasional tidaklah besar.
Sedangkan daerah-daerah yang berkontribusi besar terhadap PDB nasional sebetulnya tidak memiliki potensi besar, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.