REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian MS. Hidayat menuturkan investasi di bidang industri bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhapap impor bahan baku dan bakan penolong. Impor barang-barang ini membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit selama tiga bulan terakhir.
Ia berharap Indonesia nantinya bisa menjawab dilema yang selalu terjadi di sektor industri. Hampir selama 30 tahun, investasi di bidang industri diiringi dengan impor bahan baku dan barang modal besar-besaran.
"Kita harus memperbaiki struktur industri lebih kuat," kata dia.
Ia menuturkan seiring dengan investasi ini industri hulu dan hilir bisa berjalan beriringan. Ia akan mengajak investor untuk mengembangkan industri hulu di Indonesia, misalnya industri besi dan baja.
"Sehingga produksnya akan jadi substitusi impor kita," kata dia.
Pemerintah memberikan kesempatan selama lima tahun untuk mengubah anatomi ekspor Indonesia melalui proses hilirisasi. Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahayana mengungkapkan pemerintah harus selalu aktif menjemput bola untuk investasi.
"Target investasi 18 miliar dolar mungkin dua tahun. Kalau bisa satu tahun itu bagus sekali," ujar Agus.
Ia mengakui selama ini Indonesia mengimpor dalam jumlah yang sangat banyak untuk minyak. Jika Indonesia bisa memproses sendiri, Indonesia akan sangat diuntungkan.