Ahad 29 Jul 2012 20:14 WIB

Wow, Perusahaan Nikel Prancis akan Investasi di Indonesia Timur

Jero Wacik
Foto: antara
Jero Wacik

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, mengatakan, pihaknya akan mendorong pembukaan 3.500 lapangan kerja untuk Indonesia timur melalui investasi perusahaan nikel Prancis, ERAMET.

Hal ini dia ungkapkan di sela-sela buka bersama masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Sabtu (28/07) petang.

"Lapangan kerja ini terbuka untuk para engineer dan lulusan STM yang ada di wilayah Indonesia bagian timur," ujar Jero dihadapan para wartawan. Menurutnya, perusahan nikel tersebut sudah melihat Indonesia sebagai ladang investasi yang potensial. Sehingga mereka berani mengucurkan dana besar untuk pengembangan pabrik di Halmahera.

Pengembangan pabrik yang bakal dilakukan oleh ERAMET juga terkait dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 7, tentang larangan ekspor bahan tambang. Karena larangan tersebut, mereka yang sebelumnya memproduksi nikel mentah dan mengekspornya keluar Indonesia, saat ini dengan dana investasi sebesar 5,5 miliar dollar mereka akan membangun pabrik pengolahan nikel tersebut. Sehingga tidak akan ada lagi ekspor bahan mentah keluar Indonesia.

Dari pembangunan pabrik inilah kemudian diharapkan mampu memberikan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia di bagian timur. Upaya ini juga diharapkan mampu meningkatkan pembangunan disana. Sebab tidak hanya pabrik saja yang akan dibangun, akan tetapi dormitori, pelabuhan, dan perumahan juga akan dibangun sebagai sarana pendukung pabrik.

Dalam pertemuannya dengan wartawan, Jero juga menginformasikan bahwa di Prancis, dia tidak hanya bertemu dengan ERAMET saja akan tetapi juga dengan TOTAL dan Menteri Perdagangan Prancis. Tujuan pertemuan-pertemuan tersebut adalah membahas peluang investasi di Indonesia yang menurut Perancis sangat menguntungkan. Karena Indonesia dianggap sebagai kekuatan baru di Asia.

Selain melawat ke Prancis, Jero juga mengunjungi London. Selain ikut hadir dalam pembukaan Olimpiade 2012 pada Jumat (27/07) lalu, dia juga bertemu dengan British Petroleum (BP) dan Shell.

Pertemuannya dengan BP bertujuan untuk memastikan kontrak baru yang membagi pendapatan ladang gas Tangguh 40 persen untuk Indonesia dan 60 persen untuk BP. Sedangkan dari Shell, dia justru belajar tentang perubahan kapal perusahan tambang tersebut dari mesin disel ke mesin berbahan bakar gas.

''Jadi ini kesempatan yang baik untuk mengambil teknologi itu. Saat pulang nanti, informasi ini akan saya berikan pada Menteri Perhubungan," ujarnya. Dia berharap kapal-kapal di Indonesia juga bisa diganti mesinnya dengan yang berbahan bakar gas atau menggunakan converter agar bisa menggunakan bahan bakar gas.

Dilaporkan: Rosyid Hakiim - kontributor ROL di London, Inggris

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement