REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN plat merah PT Telekomunikasi Indonesia tengah mengkaji lima investor lokal yang berminat membeli saham anak usahanya, PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom). "Investor ini semuanya pengusaha lokal dan baru," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah kepada Republika usai acara Telkom Smartest Campus di Jakarta, Rabu (14/3).
Rinaldi belum bersedia memaparkan detail tentang kelima calon investor tersebut. Ia juga belum bisa memaparkan nilai jual 40 persen saham Patrakom yang dikuasai Telkom. Ke depannya, Telkom masih harus menyusun time table untuk memproses penjualan saham Patrakom.
Anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan layanan jaringan telekomunikasi data, suara, video, hingga multimedia itu sedianya sudah harus menjual sahamnya sejak 2010. Karena satu hal diundur ke akhir 2011. Namun, Telkom kembali gagal sehingga saham ditargetkan terjual pada tahun ini.
Telkom menguasai 40 persen saham Patrakom. Sisanya dimiliki oleh PT Elnusa (40 persen), dan PT Tanjung Mustika (20 persen). Pada 2011, Telkom dan Elnusa sempat menawarkan 80 persen saham keduanya untuk dibeli oleh Tanjung Mustika. Namun, niat keduanya ditolak oleh anak usaha Sinarmas Grup tersebut.
Telkom juga berencana menjual 25 persen saham anak usahanya yang lain, Citra Sari Makmur (CSM). Jika disatukan dengan Patrakom, nilai aset keduanya mencapai Rp 500 miliar.
Selain misi melepas saham anak usahanya tahun ini, Telkom juga tengah memproses rencananya mengakuisisi PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti). Rinaldi tetap menolak membicarakannya lebih lanjut. "Belum ada perkembangan, kita ikuti saja," katanya.
Dijumpai terpisah, Direktur Utama PT Inti Irfan Setiaputra juga tak banyak berkomentar. "Tunggu perkembangannya. Besok (15/3), Telkom dan Inti bertemu di DPR," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (14/3).
Sebelumnya, Kementerian BUMN berencana melakukan kajian strategi penjualan atas 49 persen saham Inti ke Telkom. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengharapkan kajiannya selesai akhir Maret tahun ini. Hal itu terkait dengan rencana privatisasi dan restrukturisasi perusahaan BUMN. Sebab, Telkom dan Inti berada di lini usaha yang sama.