REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengaku sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menekan laju inflasi. Paska kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi April nanti, pemerintah memperkirakan bakal ada kenaikan inflasi hingga mencapai tujuh persen di 2012 ini.
“Kita akan koordinasikan dengan Bank Indonesia,” katanya saat ditemui wartawan seusai Rapat Dengan Pendapat RAPBNP, Senin (12/3) malam.
Ia mengatakan, Menkeu dan Bank Sentral bakal memonitor laju inflasi tiap daerah di Tanah Air. “Tetapi bentuk yang paling fixed adalah kita jaga ketersediaan barang dan jasa khususnya yang esensial di tiap daerah,” jelasnya lagi.
Menurutnya, pemerintah siap melakukan operasi pasar agar permintaan masyarakat akan barang dan jasa tetap terpenuhi.
Sebelumnya, untuk menjaga daya beli masyarakat ketika BBM bersubsidi dinaikkan, pemerintah menyiapkan bentuk kompensasi. Ini berupa empat program pokok pemerintah mulai dari pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLMS), penambahan jumlah penerima beras raskin, pemberian beasiswa dan subsidi di jalur transportasi.
Khusus untuk BLSM pemerintah bakal memberikan uang tunai sebesar Rp 150 ribu rupiah dalam waktu sembilan bulan setelah BBM bersubsidi naik. Berbeda dengan 2008 lalu, pemerintah menaikkan jumlah penerima BLSM menjadi 18,5 juta rumah tangga sasaran dari sebelumnya 17,5 juta.