REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diprediksi bakal menyebabkan meningkatnya angka masyarakat miskin.
Bahkan, bakal ada peningkatan angka kemiskinan hingga 12,08 persen, dari target yang telah ditentukan pemerintah di awal 2012 lalu sebesar 10 hingga 11,5 persen.
Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, saat melakukan Rapat Dengar Pendapat terkait RAPBNP 2011 di DPR-RI, Senin (12/3). "Kenaikan inflasi di bulan Maret membuat ini terjadi," tegas mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.
Karenanya, Agus mengaku, kini pihaknya tengah menyiapkan program kompensasi bagi masyarakat agar dampak kenaikan BBM bisa ditahan. Ia mengungkapkan ada empat program yang bakal dilakukan.
Mulai dari program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLMS) sebesar Rp 150 ribu per rumah tangga sasaran (RTS) selama sembilan bulan, hingga penambahan penerima beras miskin. "Selain itu, pemerintah juga bakal meningkatkan jumlah penerima beasiswa, dan meningkatkan subsidi kepada transportasi umum masyarakat," jelasnya lagi.
Hal senada juga diakui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana. Dengan kenaikan BBM sebesar Rp 1.500, kata dia, kemungkinan inflasi bakal menebus angka tujuh persen di 2012. "Dengan dasar inflasi ini dan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, maka akan ada peningkatan masyarakat miskin menjadi 11,93 hingga 12,08 persen," jelasnya.
Meski demikian, ia tetap optimis dengan stimulus yang dilakukan dan penggunaan dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) hampir Rp 20 triliun untuk infrastruktur baru, penambahan warga miskin bisa ditekan dengan pemberian kesempatan kerja baru.