Senin 26 Sep 2011 17:20 WIB

Lahan Karetnya Terluas Dunia, Produksi Karet Indonesia kok Kalah dari Malaysia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Didi Purwadi
Perkebunan Karet (Ilustrasi)
Foto: AGROBISNIS-ONLINE.BLOGSPOT.COM
Perkebunan Karet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Negara sebetulnya tak perlu lagi menambah luasan lahan tanam karet nasional. Pasalnya, lahan karet Indonesia merupakan yang terluas di dunia, yaitu 3,4 juta hektare (ha). Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB), Achmad Mangga Barani, mengatakan peningkatan produktivitas menjadi penekanan utama.

Produksi karet Indonesia masih kalah dari Thailand yang menjadi nomor satu dengan produksi 2,6 juta ton. Produktivitas karet nasional masih rendah dengan angka rata-rata hanya 0,8 ton perhektare (ha).

“Masih kecil dibanding negara Asia Tenggara lainnya, Malaysia dan Thailand, yang sudah mencapai 1,5 – 1,7 juta ton perha,” katanya di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (26/9).

Sementara Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, mengatakan produktivitas karet nasional yang masih di bawah satu ton tersebut sangat disayangkan. Ia menjelaskan ada dua faktor lain yang harus diperhatikan untuk meningkatkan daya saing karet Indonesia.

Pertama, manajemen pasokan. Faktor ini untuk menghadapi tantangan pasar global dimana ada tiga kelompok pemain besar dalam pasar karet dunia. Kelompok Goodyear, Michellin, dan Bridgestone yang mengandalkan karet sintetis itu bersaing dengan Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang mengandalkan karet alam.

“Kita (Indonesia, Thailand, dan Malaysia) adalah pemain besar karena karet sintetis tak bisa lebih unggul menggantikan karet alam,” ungkapnya kepada Republika.

Harga karet Indonesia di pasar internasional saat ini berkisar empat dolar Amerika perton. Oleh karenanya, Bayu menegaskan Indonesia harus bisa menjadi penentu standar harga karet dunia, bukan Belanda.

Kedua, kualitas. Faktor dari kualitas tak hanya kualitas fisik seperti kandungan karet. Tetapi, kualitas juga mencakup keterlacakan dan keberlanjutan tanaman karet itu sendiri. Dalam hal ini, Bayu menyoroti banyaknya pendirian pabrik crumb rubber dibanding produksi bahan baku karet itu sendiri yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement