REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Central Asia (BCA) berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan. Pada 2023, pembiayaan berkelanjutan BCA tumbuh 10,6 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 202,6 triliun. Capaian ini di atas target pertumbuhan 9 persen dan berkontribusi 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
"Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik sekitar 5 kali lipat secara tahunan, mencapai Rp 1,3 triliun," ujar Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn dalam keterangannya kepada Republika dikutip Rabu (6/3/2024).
Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, BCA juga berinvestasi pada obligasi/sukuk hijau sebesar Rp1,6 triliun, atau naik 332 persen yoy. "Di tahun 2024, kami akan terus mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor berkelanjutan, baik pada sektor-sektor pembiayaan hijau maupun UMKM," tegas Hera.
Hera menambahkan, ditopang likuiditas yang solid serta mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, BCA optimistis menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. Perseroan juga berkomitmen senantiasa mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit ke berbagai sektor.
"Selain itu, kami juga akan senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar. Kami berharap total kredit BCA akan tumbuh di kisaran 9-10 persen di tahun ini," ujar dia.
BCA mencatatkan kinerja bisnisnya dengan peningkatan penyaluran kredit per Desember 2023 yang naik 13,9 persen YoY menjadi Rp 810,4 triliun.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan di berbagai segmen kredit, di antaranya kredit korporasi yang tumbuh 15,0 persen YoY mencapai Rp 368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5 persen YoY mencapai Rp 126,8 triliun.
Sejak menembus level Rp 100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp 107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0 persen YoY. Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.