Selasa 13 Sep 2011 11:55 WIB

Toyota Janji Investasi 385 Juta Dolar AS di Indonesia

40 tahun kiprah Toyota di Indonesia, ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
40 tahun kiprah Toyota di Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Boediono menyambut baik rencana Toyota Motor Corp untuk melakukan ekspansi perluasan pabrik guna meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia.

"Jadi Wapres menyambut baik rencana ini, beliau menegaskan bahwa kehadiran industri manufaktur seperti ini sangat baik dan sangat menunjang penguatan struktur industri di Indonesia," kata Juru Bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat di Komplek Kantor Wapres Jakarta, Selasa.

Menurut Yopie, Wapres sangat mendukung manufakturing (pembuatan) secara penuh kendaraan bermotor di Indonesia karena akan memberikan efek berantai bagi perekonomian.

Pendirian pabrik manufakturing kendaraan bermotor di Indonesia akan mendorong industri-industri kecil pemasok komponen. Dengan demikian akan menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Dalam pertemuan tersebut Wakil Presiden menyatakan, pemerintah menyadari masalah infrastruktur belum sepenuhnya bisa teratasi.

Menurut Yopie, Wapres menegaskan bahwa pemerintah akan berusaha keras untuk menyelesaikan bebagai masalah infrastruktur sehingga biaya logistik dapat ditekan.

Dalam pertemuan itu, Menurut Yopie, Akio Toyoda menyakinkan Toyota akan melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksi. Nilai investasi yang disiapkan sekitar 385 juta dolar AS atau sekitar 30 miliar yen. Dengan investasi tersebut maka kapasitas produksi meningkat dari 110 ribu unit mobil per tahun menjadi 200 ribu unit per tahun.

Toyota, menurut Yopie juga akan berinvestasi untuk melebarkan sayap pemasaran dengan membangun jaringan distribusi senilai Rp2,9 triliun.

Yopie menambahkan diperkirakan dengan ekspansi Toyota tersebut 15 ribu tenaga kerja terserap. Sekitar 1.000 orang tenaga kerja terserap dari peningkatan produksi, jaringan distribusi akan menyerap 7.000 orang dan 7.000 orang lainnya bakal diserap oleh industri-industri pendukung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement