REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Direktur Treasure and Financial Intitution BNI Adi Setianto mengatakan, kinerja BNI London telah menunjukan peningkatan yang signifikan dengan aset 300 juta dolar AS.
"Aset di cabang yang menjadi perwakilan kawasan Eropa, Afrika dan Timur Tengah akan bertambah dengan perolehan pinjaman dari Wells Fargo Bank NA, menjadi 350 juta dolar AS," katanya di sela-sela penandatangan perjanjian kerja sama pinjaman BNI dengan Wells Fargo Bank NA, di Nusa Dua, Bali, Senin.
Dia menjelaskan, peningkatan yang signifikan itu seiring peningkatan perekonomian Indonesia yang terus membaik dan mendapat kepercayaan dari masyarakat internasional.
"Tambahan aset sebesar 50 juta dolar AS tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis di tiga kawasan tersebut," katanya.
Menurut Adi, keberadaan cabang BNI di ibu kota Inggris itu berfungsi untuk menjebatani nasabah di Tanah Air yang mau berbisnis ke luar negeri dalam hal pembayaran transaksi perdagangan.
Begitu juga sebaliknya, BNI London itu menjadi pelantara pihak yang berada di tiga kawasan tersebut yang berniat melakukan bisnis ke Indonesia.
Sementara General Manager International Division BNI Bob T Ananta mengatakan, jumlah aset yang dimiliki BNI London adalah 20 persen dari total aset lima cabang bank milik pemerintah itu di luar negeri. "Total ases lima cabang kami di luar negeri berjumlah 1,7 miliar dolar AS," katanya.
Aset yang paling besar dimiliki oleh BNI Singapura dengan jumlah sekitar 500 juta dolar AS atau 40 persen dari seluruhnya. Setelah itu Hongkong, Tokyo, London dan New York.
"Kami tidak akan melakukan penambahan cabang lagi di luar negeri, tetapi berupaya lebih mengoptimalkan kerja sama dengan bank koresponden yang jumlahnya hampir 1.400 termasuk cabang," ujarnya.
Dari jumlah bank koresponden tersebut, tambah dia, yang masih aktif sekita 300 bank.