Kamis 24 Mar 2011 19:35 WIB

Hatta: Ada Peluang ACFTA Dievaluasi

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kemungkinan untuk mengevaluasi Kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN-China jika memang ditemukan adanya ketidakadilan dalam perdagangan, seperti dumping. "Evaluasi harus kita lakukan dan di dalam 'free trade agreement' dengan China itu khan memang dimungkinkan," kata Hatta kepada pers, di Istana Wapres Jakarta, Kamis (24/3).

Hal itu dikatakan usai mengikuti rapat internal yang dipimpin Wakil Presiden Boediono yang juga diikuti Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Hatta menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan adanya survei Kementerian Perindustrian yang menemukan adanya indikasi praktik dumping yang diterapkan China dalam ekspor sejumlah barang ke Indonesia, sehingga mengukuhkan dominasi China dalam perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA).

Survei Kementerian Perindustrian menyebutkan harga barang China di Indonesia terdapat 190 barang yang perlu ditelaah lebih lanjut. Dari 190 barang tersebut ditemukan 38 yang harga jualnya di Indonesia lebih murah (dumping) daripada harga jual di pasar domestik China.

Menurut Hatta, Indonesia memiliki suatu mekanisme untuk mengajukan keberatan jika memang dirugikan dan dirinya sudah minta tim terkait melakukan penyelidikan jika memang ditemukan adanya barang impor dumping dari China. "Kalau ditemukan adanya suatu ketidakadilan dalam perdagangan maka kita bisa lakukan komplain. Itu harus kita lakukan untuk melindungi kepentingan produksi dalam negeri," tegasnya.

Hatta mengatakan, kalau adanya kesepakatan perdagangan tersebut ternyata mengakibatkan peluang perdagangan Indonesia menjadi defisit maka sesuai dengan kesepakatan, China harus menyeimbangkan kembali. "Jadi saya minta di jajaran tim untuk melakukan upaya peyeimbangan neraca perdagangan," kata Hatta lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement