REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Sumut kembali mengimpor 26.975 ton garam dari India karena pasokan dari Madura masih tersendat akibat produksi menurun dampak anomali cuaca. "Garam impor yang masuk pekan ini dan sedang mulai dibongkar untuk kebutuhan konsumsi,"kata. Pelaksana tugas Kepala Sub Dinas Bina Industri Kimia Agro Hasil Hutan (IKAHH) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Idayani Pane, di Medan, Jumat.
Sebelumnya, kata dia, garam impor dari India itu juga sudah masuk, dimanai Januari lalu sebanyak 14.000 ton. Bedanya, kata dia, Januari lalu itu, untuk kebutuhan industri makanan dan minuman.
Perusahaan pemasok garam impor dari India, pada Maret ini juga masih oleh PT Garindo, seperti halnya di Januari lalu. "Garam dari Madura, sudah lama tidak masuk. Kalau tidak salah, terakhir kali masuk pada akhir Desember 2010 sebesar 5.500 ton" katanya.
Idayani menjelaskan, impor garam masih terus diizinkan pemerintah karena kegagalan panen di daerah penghasil Madura masih terjadi hingga awal 2011 akibat anomali cuaca sejak tahun lalu.
Dia memberi contoh, biasanya, sejak bulan Januari hingga Juni, cuaca di Madura sedang panas, sehingga petani garam bisa melakukan penjemuran, tetapi nyatanya sebaliknya terjadi musim hujan. "Selain impor, pasokan garam diupayakan juga dari daerah penghasil seperti NTB (Nusa Tenggara Barat) dan NTT (Nusa Tenggara Timur)," katanya.
Selain untuk Sumut, garam yang masuk ke Pelabuhan Belawan itu, juga untuk keperluan daerah lain seperti Aceh, Riau, Sumatera Selatan bahkan bagi Pulau Jawa. Pada 2010, volume garam yang masuk ke Sumut totalnya mencapai 156.480 ton, dimana 41.000 ton diantaranya merupakan impor dari India.
Pasokan garam ke Sumut pada 2010 itu, naik dibandingkan tahun 2009 yang masih sebesar 104.900 ton dimana sebanyak 31.400 ton merupakan produk impor.