REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Harga minyak mentah meningkat di perdagangan Asia pada Kamis (3/3) karena kerusuhan di Timur Tengah dan Afrika Utara terus mempengaruhi pasar, kata sejumlah analis. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman April, naik 24 sen menjadi 102,47 dolar AS dan minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman April naik 35 sen menjadi 116,70 dolar AS.
"Ketidakpastian yang terus menerus di kawasan tersebut terus mendukung kekhawatiran terhadap pengaruh buruk," kata Barclays Capital dalam sebuah laporan. "Kehilangan produksi dari negara-negara seperti Libya dan meningkatnya kemungkinan ditariknya investasi asing diperkirakan akan makin mendukung harga untuk jangka panjang," katanya menambahkan.
Ketika masalah melanda Oman, Bahrain dan Yaman, situasi di Libya makin memburuk karena pemimpin yang akan dilengserkan Moamar Kadhafi mengingatkan adanya "perang berdarah-darah" di mana "ribuan warga Libya bisa tewas" jika Barat mendukung pemberontakan itu.
Serangan udara dan militer yang loyal terhadap pelabuhan minyak yang strategis, Brega, tempat beroperasinya
kilang-kilang utama minyak, menambah kekhawatiran sementara Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan lebih dari setengah produksi minyak mentah Libya berhenti memasok pasar internasional.
IEA merevisi naik perkiraannya mengenai kapasitas minyak yang tutup di Libya menjadi antara 850.000 dan satu juta barel per hari, dari totalnya yang sebesar 1,6 juta barel, yang kebanyakan di kirim ke pembeli Eropa.