Jumat 04 Feb 2011 15:56 WIB

Asumsi Harga Minyak di APBN tak Terusik Tren Dunia

Rep: Shally Pristine/ Red: Djibril Muhammad
Hatta Rajasa
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah belum merasa perlu mengubah asumsi harga minyak mentah di APBN 2011 pada saat ini. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah meyakini penguatan harga minyak di atas 100 dolar AS per barel yang terjadi saat ini merupakan tren sementara. Karena, aspek fundamental yang ada seperti produksi, mendukung harga minyak kembali terkoreksi.

"Demand-supply terjaga dan OPEC sendiri berkomitmen meningkatkan produksi sampai 1,5 juta barel (per hari) jadi dari situ fundametalnya terjaga," katanya kepada wartawan di kantornya, Jumat (4/2).

Terkait rencana pembatasan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dia berkata, pemerintah tetap pada sikap menyalurkan subsidi tepat sasaran namun tidak membebani perekonomian. Jika pada saat pemberlakuan harga minyak dunia tetap tinggi, pemerintah akan berkonsultasi dengan DPR.

Dalam APBN 2011, pemerintah mengasumsikan harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar 80 dolar AS per barel. Sementara itu, harga minyak mentah Brent naik dan menembus batas psikologis 100 dolar AS per barel mulai Selasa (1/2).

Ditemui terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa impor minyak Indonesia tidak berasal dari Mesir, melainkan Arab Saudi, kawasan Teluk Persia, Kuwait, dan sebagainya. Selain itu, produksi minyak Mesir sebagian besar diperuntukkan bagi konsumsi domestiknya.

Adapun tren penguatan harga minyak seiring memanasnya konflik di Negeri Firaun itu, kata dia, merupakan ulah spekulan yang mengambil keuntungan dari sentimen negatif yang muncul. "Nanti kita lihat lah menjelang Mei karena sudah masuk musim panas, nanti kita lihat harga 80 (dolar AS per barel) masih masuk apa nggak," katanya.

Bambang meyakinkan, tingkat harga minyak saat ini masih dapat diakomodasi oleh keuangan negara. "Intinya anggaran masih aman sampai Mei meskipun naik itu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement