REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Pemerintah menargetkan pada 2025 Indonesia bisa mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar panas bumi dengan kapasitas 12.000 Megawatt (MW).
Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE), Sugiharto Harsoprayitno, mengatakan guna merealisasikan hal tersebut maka pada tahun ini KESDM akan menetapkan sembilan wilayah kerja panas bumi (WKP).
Kelima WKP yang sudah diajukan tersebut diantaranya Bonjol (Sumbar) dengan potensi 200 MW, Danau Ranau (Sumsel-Lampung) potensi 210 MW, Mataloko (NTT) potensi 63 MW, Ciremei (Jawa Barat) potensi 150 MW, dan Gunung Endut (Banten) potensi 80 MW.
Sedangkan empat WKP lain yaitu Sembalun (NTB) dengan potensi 120 MW, Way Ratai (Lampung) potensi 194 MW, Simbolon Samosir (Sumut) dengan potensi 225 MW dan Telomoyo (Jateng) potensi 92 MW, lanjut Sugiharto, saat ini masih dalam tahap sedang dilakukan penugasan survey pendahuluan yang meliputi survey geologi, geokimia serta geofisika.
"Setelah selesai baru bisa ditetapkan menjadi WKP,"tuturnya. Kendati demikian, kata dia, sembilan WKP tersebut tahun ini harus seluruhnya bisa ditetapkan mengingat potensi total yang cukup besar yaitu 1.334 MW serta memiliki peranan kontribusi penting dalam upaya pemerintah mencapai target 12.000 MW pada 2025 mendatang.