REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Shubham Chaudhuri, menyatakan Indonesia telah menerima arus portofolio yang cukup tinggi karena para investor global tertarik oleh imbal hasil yang lebih tinggi. Selain itu, mereka memandang pasar Indonesia menjanjikan karena memiliki prospek pertumbuhan yang kuat.
"Arus masuk ini membawa banyak keuntungan. Tantangannya adalah mengubah arus modal masuk ini menjadi investasi jangka panjang," katanya.
Sebelumnya, Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia (BD), Hans Timmer mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan arus modal masuk itu. Selain Indonesia, ada delapan negara Asia lain yang menjadi tujuan aliran uang ini seperti Cina, Korea Selatan dan Malaysia.
Karakteristiknya, sebagian besar modal ini masuk ke surat utang dan investasi langsung. "Peningkatan arus modal internasional ini telah memperkuat pemulihan krisis di kebanyakan negara berkembang," ujarnya.
Ekonom Senior BD untuk Indonesia, Enrique Blanco-Armas, mengatakan, tantangan terbesar bagi Indonesia dalam mengubah arus modal masuk ini adalah infrastruktur. Bila aspek ini dibenahi, Indonesia akan lebih menarik dari kaca mata pebisnis. Selain itu, dia pun memandang pemerintah perlu lebih efektif dalam menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan iklim usaha. "Indonesia bisa tumbuh sampai tujuh persen jika perbaikan-perbaikan ini dilakukan," ucapnya.